Jumat, 08 April 2022

Analisis Objek Kajian Semiotika "Lukisan Karya Antoe Budiono"

Pendahuluan 
Antoe Budiono adalah seorang seniman yang berasal dari Malang, beliau menghasilkan karya beraliran hyperrealism dengan tingkat penggambaran detail objek yang sangat tinggi. Tidak hanya sekedar menampilkan detail objek yang sangat tinggi dengan penggambaran realis, seniman juga menghadirkan objek lain yang memiliki sarat akan maknanya. 

Antoe Budiono juga merupakan salah satu pelukis otodidak yang berasal dari malang, beliau mampu mengusung karya seni beraliran realis ke level internasional, hal ini telah dibuktikan dengan serangkaian pameran yang pernah diselenggarakan dibeberapa Negara sesuai dengan artikel yang dimuat di web Art Xchange gallery, bahwa karya Hyperrealism Antoe Budiono pernah dipamerkan dibeberapa Negara antara lain pada tahun 2017 di Kuala lumpur Malaysia dan Singapura, tahun 2018 di Busan Korea Selatan, sedangkan tahun 2015 di New York dan Hongkong. 

Isi 
Bentuk Formal : Lukisan (Visual) 
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan penulis yaitu deskriptif kualitatif dengan cara memandang objek kajian sebagai suatu system yang terdiri dari unsur-unsur yang saling terkait menurut Suharsini (1998, hal. 88) dalam Krisnawan (2015, hal. 41). Kemudian menganalisis data dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi, serta studi literature. 

Karya lukis hyperrealis Antoe Budiono yang berobjek ayam jago ini berjudul "Andap Ansor" pada tahun 2017. Dalam menganalisis karya tersebut akan dibagi menjadi tiga sub bab analisis yang meliputi Analisis karya dengan mengacu pada teori semiotika Pierce, dimana merujuk pada relasi triadik dalam semiotik, yaitu antara representamen, object, dan interpretant yang terdiri dari ikon, indeks, dan symbol yang ditampilkan seniman pada tiap karyanya. 

Analisis semiotika pierce dalam judul “Andap Asor” karya Antoe Budiono tahun 2017. 


A. Ikon :
Pada karya diatas seniman menampilkan ikon lewat berbagai elemen seperti bentuk, warna, ukuran dan keseimbangan. Telihat bahwa seniman menampillkan dua bentuk utama dengan penggambaran objek manusia serta ayam jago, kemudian digambarkan secara detail disertai dengan perpaduan warna warna primer yang memiliki perbedaan tone sehingga cenderung menampilkan gradasi warna yang terlihat harmonis pada tiap objek.

Selain itu perbedaan ukuran objek sangat jelas digambarkan seniman dalam karya ini, yang dimana manusia dan ayam jago digambarkan dengan proporsi anatomi yang baik dan dengan ukuran yang berbeda, dimana manusia divisualkan lebih besar daripada ayam jago yang artinya menunjukkan bahwa manusia merupakan objek yang penting dalam karya. Dengan adanya berbagai elemen yang ditampilkan oleh seniman, karyanya ini menimbulkan sebuah keseimbangan dimana keseimbangan terlihat dari penempatan posisi objek yang divisualkan seniman tepat ditengah kanvas secara vertical keatas. 

B. Indeks :
Pada objek diatas, hubungan antara objek yang dihadirkan dalam karya ini akan membentuk sebuah indeks yang dimana hubungan antara objek ayam jago yang berada tepat diatas badan manusia dengan posisi sedang membungkuk menyatakan bahwa bentuk sebuah sebab akibat yang mewakili sebagai symbol ayam jago lebih mulia dikarenakan penempatan posisi pada objek ayam jago yang digambarkan berdiri diatas punggung manusia. 

C. Symbol :
Symbol yang terdapat pada karya tersebut, serta judul yang diberikan pada karya, seniman ingin membahas mengenai isu yang terkait dengan kekuasaan, terkadang sebagai manusia kita lupa untuk memiliki sikap rendah diri terhadap orang lain, contohnya seperti (lupa untuk menghargai dan menghormati seseorang, baik itu yang lebih tua/muda) karena dia sudah menganggap dirinya ini lebih baik daripada orang lain.

Adapun Penanda dan Pertanda yang terdapat pada karya yang berjudul "Andap Ansor" oleh Antoe Budiono tahun 2017. 

Penanda :
Dalam karya yang berjudul Andap Asor tahun 2017, seniman menggunakan objek visual ayam karena digunakan sebagai symbol yang mewakili kekuasaan. 

Petanda :
Dalam karya yang berjudul Andap Asor tahun 2017 mengartikan bahwa kita sebagai manusia sering kali lupa untuk bersikap rendah hati kalau kita menjadi apapun, setinggi apapun derajat kita tapi kalau mau rendah hati, maka bahkan sang jagoan kita sendiripun yang derajatnya lebih tinggi dari kita, pasti dia akan menghormati dan menghargai kita. 

Kesimpulan 
Dalam analisis objek kajian semiotika diatas tentang Karya Lukis Hyperrealis Antoe Budiono dapat disimpulkan bahwa sebuah penelitian kajian semiotika ini sangat dibutuhkan sebagai media untuk mengkaji karya seniman yang memiliki kecenderungan menghadirkan symbol-simbol dalam karyanya agar seni sebagai media komunikasi dapat berjalan dengan baik dan lancar antara seniman dengan penikmat karyanya. Kemudian, kesimpulan yang dapat kita ambil dari karya yang berjudul Andap Asor tahun 2017 ini yaitu bersikaplah rendah hati terhadap siapapun, setinggi apapun jabatan atau kekuasaan kita, apabila kita menghargai dan menghormati orang lain, bahkan sekalipun itu hewan, maka kita akan dihormati dan dihargai kembali oleh orang lain maupun hewan itu sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Literature

1. Jurnal - Gaya Komunikasi Arif Muhammad Dalam Serial YouTube "Keluarga Beti" Oleh Citra Kasman mengungkapkan tentang sebuah gaya...